assalamualaikum............

assalamualaikum............

Jumat, 04 Februari 2011


  1. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan.
Menurut Mar’at (1984) pemimpin adalah seseorang yang memiliki posisi dengan potensi tinggi di lapangan, sedangkan Kartini Kartono (1994) mengatakan bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi untuk dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk melakukan usaha bersama mengarah kapada sasaran-sasaran tertentu. Selanjutnya Terry (1977), juga mengatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pemimpin, mempengaruhi pihak lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya mencapai tujuan. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa pemimpin berhubungan dengan sekelompok orang yang disebut bawahan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian tersebut juga menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain atau kelompok bawahan guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Marno dan Triyo, 2008:22).
Sedangkan kaitannya dengan pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dalam pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.
  1. Fungsi Kepemimpinan dalam Pelaksanaan Perencanaan Pendidikan.
Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.
Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok organisasinya, akan dirasakan sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut :
  1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
  2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemimpin.
Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :
a. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada orang-orang yang dipimpinnya. Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannyamenjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu sejalan dengan pengertian kepemimpinan, intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah , meliputi pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukan secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukannya dalam menetapkan keputusan.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan posisi/jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.
e. Fungsi Pengedalian
Fungsi pengendalian merupakan fungsi kontrol. Fungsi ini cenderung bersifat satu arah, meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi secara dua arah. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya .
  1. Pengertian Motivasi
Terry (1986) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan. Pengertian ini menyampaikan bahwa motivasi merupakan perangsangan yang bersumber dari keinginan individu untuk melaksanakan tindakan. Pada dasarnya motivasi ini berangkat dari motif-motif yang dimiliki oleh seseorang. Motif sendiri pada dasarnya adalah kebutuhan, keinginan, dorongan, atau gerak hati dalam diri seseorang.
  1. Fungsi Motivasi dalam Pelaksanaan Perencanaan Pendidikan.
Hasibuan (1989) mengemukakan fungsi dari motivasi sebagai berikut:
  1. Mengubah perilaku bawahan sesuai dengan pemimpin.
  2. Meningkatkan kegairahan kerja bawahan.
  3. Meningkatkan kesejahteraan bawahan.
  4. Meningkatkan disiplin bawahan.
  5. Meningkatkan kestabilan bawahan.
  6. Meningkatkan prestasi bawahan.
  7. Meningkatkan moral bawahan.
  8. Meningkatkan rasa tanggung jawab bawahan.
  9. Meningkatkan produktivitas efisiensi.
  10. Memperdalam kecintaan bawahan terhadap instansi.
  11. Memperbesar partisipasi bawahan terhadap instansi.
Dengan demikian, fungsi motivasi diatas dapat disimpulkan sebagai upaya mengarahkan bawahan dalam meningkatkan tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya dengan memperhatikan kemampuannya, kesahteraannya, dan rasa kebersamaannya untuk mencapai produktifitas kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan (Marno dan Triyo, 2008:21).

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, 1990. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Bandung: CV. Haji Masagung
Kartono, kartini. 1994. Pemimpin dan kepemimpinan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Marno dan Triyo S. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: PT Refika Aditama
Mar’at, 1984. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Ghalia Indonesia
Terry, G.R. 1977. (Alih bahasa oleh Winardi, 1986), Azas-Azas Manajemen, Bandung: Alumni


Tidak ada komentar: