assalamualaikum............

assalamualaikum............

Minggu, 30 Januari 2011

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MATA PELAJARAN BAHASA ARAB
GUNA MENINGKATKAN KETRAMPILAN KALAM
SISWA KELAS IX INTERNASIONAL
SMP BOARDING SCHOOL AR-RAHMAH




PENELITIAN TINDAKAN KELAS



OLEH
ABDUL AZIZ ALFARISI
07330013








PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS HUMANIORA DAN BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
SEPTEMBER
2010



LEMBAR PENGESAHAN


Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MATA PELAJARAN BAHASA ARAB
GUNA MENINGKATKAN KETRAMPILAN KALAM
SISWA KELAS SISWA KELAS IX INTERNASIONAL
DI SMP BOARDING SCHOOL AR-RAHMAH



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir PKLI

Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Islam Negeri Maliki Malang

Oleh:
ABDUL AZIZ ALFARISI
(07330013)


Telah disetujui dan disahkan pada
Tanggal, September 2010

Mengetahui,
Kepala Sekolah





Muhammad Syuhud, S. Hum
NIP

Dosen Pembimbing Lapangan





H. M. Abdul Hamid,S.Ag, M.A
NIP


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan perangkat pembelajaran dengan lancar dan tepat waktu. Sebagai salah satu tugas dan kewajiban dari PKLI Fakultas humaniora dan budaya UIN Maliki Malang di SMP Boarding School Ar-Rohmah.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad saw, para keluarga ,sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Islam. Kita harapkan syafaatnya di dunia dan di akherat.
Dalam penulisan dan penyusunan laporan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan PKLI yang telah dicanangkan oleh UIN Maliki Malang sebagai pertanggung jawaban kami sebagai peserta PKLI.
Dengan terselesainya laporan PKLI ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam pelaksanaan PKLI, antara lain :
  1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
  2. Bapak H.M Abdul Hamid, MA, selaku Dosen pembimbing lapangan yang telah membebrikan kesempatan kepada kami selama PKLI berlangsung.
  3. Ayahanda dan Ibunda. Bapak yang telah memberikan dorongan dan motivasi baik berupa moril, do’a restu, nasehat-nasehat yang diberikan dengan kasih sayang, lebih-lebih materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.
  4. Muhammad Syuhud S.Hum selaku kepala sekolah SMP Boarding School ar-Rahmah yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan PKLI.
  5. Badrus Sholeh S.HI, selaku guru Pamong yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama tugas PKLI berlangsung.
  6. Segenap dewan guru, staf, serta karyawan SMP Boarding School ar-Rahmah, atas bantuan dan kerja samanya dalam pelaksanaan PKLI ini.
  7. Dan kawan-kawan seperjuangan PKLI yang selalu antusias dalam memberikan dukungan pembuatan laporan ini.
  8. Semua murid kelas IX khususnya dan seluruh murid SMP Boarding School ar-Rahmah pada umumnya yang telah membantu terselesainya kegiatan belajar mengajar sampai selesai.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi terwujudnya PKLI yang lebih baik untuk masa-masa yang akan datang.
Akhirnya penulis hanya dapat berdo’a semoga amal mereka diterima oleh Allah sebagai amalan sholehah serta mendapatkan imbalan yang semestinya. Penulis berharap semoga laporan akhir PKLI ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya, karena khoir al naas anfa’uhum li al naas. Amin.

Malang, September 2010

Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Hipotesis Tindakan 2
E. Manfaat Penelitian 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Role Playing 4
B. Ketrampilan Berbicara (Kalam) 5
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 7
B. Rencana Tindakan 7
1. Perencanaan Tindakan 7
2. Implementasi Tindakan 7
3. Observasi Dan Interpretasi 8
4. Analisis Dan Refleksi 8
C. Siklus Penelitian 9
D. Penyusunan Instrumen 9
E. Pengumpulan Data 9
F. Indikator Kinerja 10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan dan masa depan suatu bangsa. Tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju dan berperadaban. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasioanal BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”.
Salah satu keberhasilan suatu pendidikan dalam sebuah negara adalah eksistensi guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaiknya-baiknya. Untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, guru harus “kaya” dengan berbagai model pembelajaran yang tepat dan sesuai kebutuhan anak didik. Sehingga nantinya proses pembelajaran tidak monoton dan membuat antusias anak didik dalam mengikuti materi pelajaran yang disampaikan.
Dalam bahasa Arab dikenal empat kompetensi dasar yang harus dimiliki anak didik yaitu Istima', Kalam, Qiro'ah, Kitabah. Selama ini, seperti yang pernah penulis alami ketika duduk di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, kompetensi yang dipakai guru hanya sebatas pada kompetensi Qiro'ah dan kitabah saja. Padahal kompetensi Istima' dan Kalam juga merupakan satu rangkaian penting dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Tanpa adanya kompetensi Istima' dan Kalam, proses pembelajaran tersebut tidak akan seimbang, dalam artian anak didik pandai dalam Qiro'ah dan Kitabah, tapi lemah dalam Istima' dan Kalam. Padahal perkembangan bahasa apapun pada seorang anak (mulai balita hingga dewasa) berangkat dari kebiasaan subjek mendengar kosa kata baru dan kemudian berusaha untuk mengartikulasikan apa yang didengar. Sehingga perlu adanya konsentrasi pembelajaran anak didik pada pengembangan istima' dan kalam.
Dalam upaya ini penulis berusaha melakukan penelitian tindakan kelas yang berkonsentrasi pada dua hal tersebut (istima' dan kalam) dengan menggunakan strategi pembelajaran role-play.
Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan.
Berbagai alasan penggunaan role play dalam pembelajaran adalah: (i) untuk mendemonstrasikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang diperoleh. (ii) Mendemonstrasikan intregasi pengetahuan praktis. (iii) Membandingkan dan mengontraskan posisi-posisi yang diambil dalam pokok permasalahan. (iv) Melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran yang langsung dan eksperensial. (v) Memberi feedback yang segera bagi dosen dan mahasiswa.
Oleh karena itu, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian tindakan kelas. Namun, Dalam penelitian tindakan kelas berikut, penulis mengkerucutkan kompetensi istima' dan kalam untuk meneliti aspek kalam saja. Dalam hal ini penulis mengangkat topik: “Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Guna Meningkatkan Ketrampilan Kalam Siswa Kelas IX Internasional SMP Boarding School ar-Rahmah”
  1. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Apakah strategi pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas IX Internasional SMP Boarding School ar-Rahmah?
  2. Bagaimana strategi pembelajaran Role Playing diterapkan, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas IX Internasional SMP Boarding School ar-Rahmah?

  1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Mendiskripsikan peningkatan penggunaan strategi pembelajaran Role Playing dalam ketrampilan Kalam siswa kelas IX Internasional SMP Boarding School ar-Rahmah.
  2. Menganalisis penerapan strategi pembelajaran Role Playing sehingga dapat meningkatkan ketrampilan Kalam siswa kelas IX Internasional SMP Boarding School ar-Rahmah.
  1. Hipotesis Tindakan
  1. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka ketrampilan Kalam siswa kelas IX Internasional SMP Boarding School ar-Rahmah dapat ditingkatkan.
  2. Jika strategi pembelajaran Role Playing diterapkan dalam mata pelajaran bahasa arab, maka kualitas ketrampilan kalam siswa kelas IX Internasional SMP Boarding School ar-Rahmah dapat ditingkatkan.

  1. Manfaat Penelitian.
Secara khusus penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan kegunaan bagi:
  1. Anak didik
  • Memberikan konstribusi langsung berupa praktek tentang materi-materi yang sudah dipelajari.
  • Memberikan anak didik perasaan senang terhadap materi pelajaran karena dikemas dengan Role Playing.
  1. Guru
  • Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  1. Sekolah
  • Sebagai bahan pertimbangan penggunaan informasi atau menentukan langkah-langkah penggunaan modul pembelajaran bahasa Arab khususnya dan materi pelajaran lain pada umumnya.
  1. Pengembang Kurikulum
  • Melihat berbagai kelemahan kurikulum sebagai pijakan pengembangan kurikulum.

BAB II
Kajian Pustaka

      1. Metode Pembelajaran Role Playing
Role playing (bermain peran) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan.
Dalam role playing, anak didik diperlakukan sebagai subyek pembelajar yang secara aktif melakukan praktek-praktek berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Arab) bersama teman-teman sebayanya pada situasi tertentu. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri anak didik. Lebih lanjut prinsip pembelajaran bahasa menjelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa, anak didik akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan menggunakan bahasa dengan melakukan berbagai kegiatan bahasa. Bila mereka berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran siswa harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.
Bermain peran (role playing) adalah latihan yang baik bagi tumbuh kembang anak didik. Ketika anak didik berperan sebagai ibu misalnya, saat itu ia membayangkan dan meniru sikap sebagai seorang ibu dengan berkaca pada perilaku ibunya atau ibu idaman. Selain itu, ia juga mengembangkan sikap keibuan. Role Playing juga dapat membuat anak didik pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Ini bisa meningkatkan kemampuan verbal anak didik dalam pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam).
Sebuah penelitian mengatakan bahwa metode pengajaran instruksional yang satu arah, yaitu guru mendominasi kelas, sudah ketinggalan zaman karena membuat anak menjadi pasif dan pada gilirannnya tidak melatih anak menjadi makhluk yang artikulatif ketika terjun ke masyarakat.
Ada tiga aspek utama dari pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
  1. Mengambil peran (role taking), yaitu tekanan ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemegang peran, contoh: berdasar pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan) atau berdasar tugas jabatan (bagaimana seorang agen polisi harus bertindak), dalam situasi-situasi sosial (Goffman, 1976)
  2. Membuat peran (role making), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan. (Roberts, 1991)
  3. Tawar-menawar peran (role negotiation), yaitu tingkat dimana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.
Dalam role play, peserta melakukan tawar menawar antara ekspektasi-ekspektasi social suatu peran tertentu, interpretasi dinamik mereka tentang peran tersebut, dan tingkat dimana orang lain menerima pandangan mereka tentang peran tersebut.
Dalam role play peserta diminta; pertama untuk mengandaikan suatu peran khusus, apakah sebagai mereka sendiri atau sebagai orang lain. Kedua, masuk dalam situasi yang bersifat simulasi atau skenario, yang dipilih berdasar relevansi dengan pengetahuan yang sedang dipelajari anak didik atau materi kurikulum. Ketiga, bertindak persis sebagaimana pandangan mereka terhadap orang yang diperankan dalam situasi-situasi tertentu ini, dengan menyepakati untuk bertindak “seolah-olah” peran-peran tersebut adalah peran mereka sendiri dan bertindak berdasar asumsi tersebut, dan keempat menggunakan pengalaman-pengalaman peran yang sama pada masa lalu untuk “mengisi” gap yang hilang dalam suatu peran singkat yang ditentukan.
Disamping tiga aspek utama dari pengalaman peran diatas, ada empat pokok pendekatan dalam role play yang seringkali digunakan, yaitu role play berbasis ketrampilan (skills based), berbasis isu (issues based), berbasis problem (problems based), dan berbasis spekulasi (speculative based).
Role play pendekatan berbasis ketrampilan (skills-based approach) adalah siswa diminta untuk memperoleh ketrampilan, kemampuan atau sikap yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria kemudian melatih sifat-sifat ini sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada dan mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain, biasanya dengan tujuan penilaian atau evaluasi (Rowntree, 1987, 1994). Contohnya adalah menjadi model peran seorang dokter.
Role play dengan pendekatan berbasis isu (issues-based approach) adalah anak didik secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan mengandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan yang sesungguhnya yang berselisih satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya yang dilandasi seperangkat kepentingan-kepentingan pribadi yang jelas. Contoh dari pendekatan ini adalah membangun jalan bebas hambatan.
Role play dengan pendekatan berbasis problem (problems-based approach) adalah anak didik diminta untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pengetahuannya secara tepat. Disini guru boleh mengintervensi dengan memberikan informasi atau problem baru, krisis atau tantangan baru sementara role play tetap berjalan. Contohnya adalah perjuangan untuk mempertahankan hidup dari kecelakaan kapal laut.
Role play dengan pendekatan berbasis spekulasi (speculative-based approach) adalah keterlibatan anak didik dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan lampau dan yang akan datang dengan menggunakan aspek yang diketahui dari wilayah subyek tertentu. Contohnya kematian karena kecelakaan misal dalam suatu konser musik yang kacau.
      1. Ketrampilan Berbicara (Kalam)
Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian dan komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan berbicara di dalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan, kemampuan mengucapkan, dan penguasaan kosa kata serta ungkapan yang memungkinkan anak didik dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.
Faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara ialah keberanian anak didik dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan dorongan kepada anak didik agar berani berbicara kendatipun dengan resiko salah.
Pada tahap permulaan latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan menyimak akan tetapi tujuan akhir keduanya berbeda. Latihan berbicara menekankan kemampuan eskpresi atau mengungkapkan ide pikiran pesan kepada orang lain. Sedangan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak. Keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik.
Pembelajar bahasa perlu menyadari bahwa ketrampilan berbicara melibatkan tiga bidang pengetahuan, yaitu:
        1. Mekanik (pengucapan, tata bahasa, dan kosakata); penggunaan kata-kata yang sesuai dengan susunan dan pengucapan yang benar.
        2. Fungsi (transaksi dan interaksi); mengetahui kapan pesan yang jelas diperlukan (transaksi atau pertukaran informasi) dan kapan pemahaman yang tepat tidak diperlukan (interaksi atau membangun hubungan).
        3. Norma dan aturan sosila budaya (pengalihan pembicara, kecepatan berbicara, lamanya berhenti anatara pembicara, peran aktif pembicara); pemahaman tentang siapa yang berbicara kepada siapa, dalam situasi yang bagaimana, tentang apa, dan untuk apa.
Berikut ini model-model latihan berbicara yang digunakan dalam melatih ketrampilan kalam anak didik yaitu;
  1. Latihan asosiasi dan identifikasi
Dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya.
  1. Latihan Pola kalimat
    1. Latihan Mekanis.
Latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar. Ada bermacam-macam latihan mekanis diantaranya adalah:
  1. Pengulangan sederhana
  2. Penggantian sederhana
  3. Penggantian berganda
  4. Tranformasi penggabungan kalimat dengan penambahan qowa’id
    1. Latihan Bermakna.
  1. alat peraga: baik berupa benda-benda alamiah maupun gambar-gambar yang dipakai untuk memberikan makna pada kalimat-kalimat yang dilatihkan.
  2. Situasi kelas: benda-benda yang ada didalam kelas dapat dimanfaatkan untuk pemberian makna.
    1. Latihan komunikatif.
Latihan ini menumbuhkan daya kreasi siswa dan merupakan latihan yang sebenarnya.
  1. Latihan percakapan, model-model latihan percakapan itu adalah sebagai berikut:
  1. Tanya Jawab.
  2. Menghafalkan Dialog.
Guru memberikan suatu model dialog secara tertulis untuk dihafalkan oleh siswa di rumah masing-masing. Pada minggu berikutnya siswa diminta secara berpasangan untuk tampil di depan kelas untuk memperagakan dialog tersebut.
  1. Percakapan Terpimpin.
Guru menentukan situasi atau konteksnya, siswa diharapkan mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan konteks atau situasi yang telah ditentukan.
  1. Percakapan Bebas.
Guru hanya menentukan topik pembicaraan, siswa diberi kesempatan untuk melakukan percakapan mengenai topic tersebut secara bebas.
  1. Bercerita
  2. Diskusi, ada beberapa model diskusi yang bisa dilakukan di kelas kaitannya dengan latihan berbicara, yaitu:
  1. Diskusi kelas dengan dua kelompok berhadapan.
  2. Diskusi kelas bebas.
Guru menetapkan topik, siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang menjadi topik pembicaraan tersebut secara bebas.
  1. Diskusi kelompok.
  2. Diskusi panel.
  1. Wawancara
  2. Drama
  3. Berpidato




















BAB III
METODE PENELITIAN


      1. Setting Penelitian

B. Rencana Tindakan

    1. Perencanaan Tindakan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam rangka peningkatan ketrampilan kalam anak didik terhadap materi pembelajaran bahasa Arab adalah:
      • Peneliti melakukan tes awal dengan meminta siswa untuk membuat ringkasan teks bacaan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal anak didik terhadap kemampuan mereka menggunakan kalam dan mengekspresikan kembali apa yang telah mereka dapatkan.
      • Peneliti menyusun rencana pengajaran sekaligus materi pelajaran dalam bentuk role playing.
      • Peneliti membuat media pembelajaran yang berupa kartu gambar sebagai sarana pengembangan naskah drama yang ditulis oleh siswa.
      • Peneliti membuat instrument penelitian.
    1. Implementasi Tindakan
      • Guru memberikan motivasi kepada anak didik agar mereka antusias dalam materi pelajaran yang akan berlangsung maupun materi pelajaran selanjutnya.
      • Guru memberikan pengarahan tentang kegiatan belajar mengajar yang akan berlangsung dan menyebutkan kompetensi yang harus dikuasai anak didik utamanya ketrampilan berbicara (kalam).
      • Guru mengulas materi pelajaran yang sudah disampaikan.
      • Guru memberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik dengan menggunakan metode interview.
      • Guru mendorong anak didik untuk melakukan percakapan dengan teman sekelasnya.
      • Guru memantau aktifitas anak didik dan memberikan refleksi di akhir setiap pertemuan, mana ungkapan-ungkapan yang seharusnya digunakan oleh anak didik terkait dengan pembenaran dalam percakapan.
      • Guru memberi penilaian hasil kerja anak didik selama percakapan berlangsung dalam role playing.
      • Guru memberikan penghargaan terhadap anak didik yang bersungguh-sungguh dalam melakukan role playing berdasarkan kriteria yang ada.
    1. Observasi dan Interpretasi
Observasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh informasi yang lebih mendalam dan komprehensif tentang data aktifitas mulai dari awal sampai akhir tindakan. Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai peneliti dan mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing yang kemudian hasilnya dicatat dalam lembar observasi role playing. Guru mengawasi semua kondisi dan perilaku siswa saat pengamatan atau observasi berlangsung. Sehingga guru mengetahui sejauh mana kosa kata yang dimiliki dan yang digunakan anak didik dalam ketrampilan kalam dengan strategi pembelajaran role playing tersebut.
    1. Analisis dan Refleksi
Peneliti melakukan analisis dan refleksi adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan ketrampilan kalam anak didik dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab dengan menggunakan strategi pembelajaran role playing yang selanjutnya akan dipakai pertimbangan untuk menerapkan metode pada hari selanjutnya, sehingga nantinya dapat diukur sejauh mana keberhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat dari prestasi belajar anak didik yaitu melalui keberanian dan rasa percaya diri mereka dalam menggunakan bahasa Arab baik bertanya maupun menjawab berbagai persoalan yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas.
      1. Siklus Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan. Tahap-tahap penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Teggat, berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan perencanaan, pemberian tindakan, observasi dan refleksi yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian sehingga diperoleh data yang dapat disimpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini akan direncanakan 2 siklus (setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan).
Secara lebih rinci tahap-tahap dalam penelitian ini direncanakan sebagai berikut: Siklus pertama dilakukan pada pertemuan pertama mengajar tanpa menggunakan strategi pembelajaran role playing. Dalam siklus ini dilakukan tes awal dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik terhadap materi pelajaran bahasa Arab. Siklus kedua, penulis membagikan kartu bergambar sebagai bahan pembuatan naskah role play, setelah naskah selesai dibuat peneliti meminta siswa untuk melakukan role play. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan kalam anak didik dari setiap materi yang diajarkan dengan menggunakan metode role playing.

      1. Penyusunan Instrumen

Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri, yang ditunjang dengan instrument lain yaitu interview, kartu gambar, dan lembar observasi.

      1. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh ketika pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang, dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian berlangsung, yaitu:

  1. Pengamatan Partisipasi.
Cara ini digunakan peneliti agar data yang diperoleh dapat sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti. Penelitian partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif serta turut mengumpulkan data.
  1. Observasi Aktifitas Kelas.
Observasi aktifitas kelas dilakukan oleh peneliti dengan mengajar di kelas dimana peneliti menggunakan metode role playing, sehingga peneliti mendapat gambaran suasana kelas dimana nantinya digunakan peneliti untuk menyampaikan pembelajaran bahasa Arab pada pertemuan selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai setelah menggunakan metode role playing.
  1. Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara ini peneliti gunakan secara langsung untuk memperoleh data-data yang akurat yang dapat menunjang hasil dari metode observasi. Metode wawancara menurut suharsismi (1998) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara (interviever) untuk memperoleh informasi dari terwawancaraI. Karena itu Sutrisno Hadi (1987:193) memandang bahwa wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis berlandaskan tujuan umum penyelidikan.
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
        1. Wawancara bebas (inguided interview), yaitu sebuah wawancara dimana pewancara bebas menanyakan apa saja, tetapi tetap mengacu pada data yang ingin dikumpulkan.
        2. Wawancara terpimpin (guelded interview), yaitu wawancara yang dilakukan dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud juga dengan wawancara terstruktur.
        3. Wawancara bebas terpimpin, yaitu merupakan kombinasi dari wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
Terkait dengan proses pencarian data dalam penelitian yang penulis lakukan, maka disini penulis menggunakan tehnik wawancara bebas.

      1. Indikator Kinerja

Keberhasilan penelitian ini bisa dilihat dari meningkatnya ketrampilan kalam anak didik yang ditunjukkan pada sikap dan tingkah laku anak didik pada saat pembelajaran bahasa Arab sedang berlangsung, yaitu meningkatnya antusiasme anak didik dalam menggunakan ketrampilan kalam dalam percakapan sehari-hari baik di dalam kelas maupun di luar kelas.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data tindakan dan temuan serta refleksi tindakan yang diperoleh selama tiga siklus tindakan pembelajaran dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam) dalam bahasa Arab adalah dengan menerapkan strategi role playing.
b. Pelaksanaan
Siklus pertama dari upaya meningkatkan efektifitas pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam) bahasa Arab adalah dengan meminta siswa untuk meresume kandungan teks menggunakan bahasa siswa sendiri. Tujuan awal dari siklus pertama ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak didik dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.
c. Pengamatan
Hasil penelitian tindakan pada siklus pertama ini mengungkapkan bahwa anak didik belum sepenuhnya menggunakan bahasa Arab, karena ada beberapa dari anak didik masih menggunakan bahasa ibu. Hal ini bisa jadi disebabkan karena anak didik masih belum menggunakan mufrodat bahasa Arab secara maksimal yang sudah didapatkan dalam percakapan sehari-hari, takut salah, perasaan minder ataupun kurang percaya diri terhadap kemampuannya dan perasaan-perasaan negatif lainnya.
d. Refleksi
Sesuai dengan hasil observasi dilapangan, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran kurang berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Ini terlihat dari kecanggungan anak didik dalam melakukan aktifitas berbicara (kalam) di depan kelas. Kurangnya kebiasaan melakukan komunikasi dengan bahasa Arab menjadi faktor utama penghambat ketrampilan berbicara ini. Namun setidaknya ada sebagian anak didik yang mulai berusaha mengkomunikasikan bahasa Arab meskipun masih ada kesalahan di beberapa kalimat yang perlu dibenahi.
Terkait dengan hal diatas, maka untuk proses selanjutnya, perlu diberikan motivasi kepada anak didik untuk melakukan komunikasi sederhana dengan anak didik yang lain.

2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Siklus kedua ini pada dasarnya merupakan tahap perbaikan dari siklus pertama. Peneliti akan banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran untuk itu yang akan dilakukan adalah dengan menerapkan strategi role playing. Jika permasalahan pada siklus pertama adalah kecanggungan anak didik dalam melakukan aktifitas berbicara (kalam) di depan kelas, belum menggunakan mufrodat bahasa Arab secara maksimal yang sudah didapatkan dalam percakapan sehari-hari, takut salah, perasaan minder ataupun kurang percaya diri terhadap kemampuannya, dan perasaan-perasaan negatif lainnya, maka dalam siklus ini anak didik sudah dikondisikan untuk melakukan komunikasi dengan temannya dengan menggunakan mufrodat yang sudah didapatkan.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, pembelajaran akan dilakukan dengan memakai strategi yang berbeda, yaitu strategi pembelajaran role playing, yang menjadi pertimbangan pemilihan strategi yang berbeda adalah, agar pembelajaran tetap menarik dan berkesan bagi siswa, karena hal ini penting untuk menimbulkan motivasi belajar yang lebih tinggi.
Strategi pebelajaran ini sangat baik untuk dilaksanakan karena para siswa akan termotivasi untuk melakukan komunikasi dengan orang lain dimana anak didik melakukan peran-peran yang berbeda sebagaimana biasanya.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi role playing sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama tentang ketrampilan berbicara (kalam).
d. Refleksi
Harus diakui, bahwa strategi pembelajaran role playing ini sangat membantu mengefektifkan pembelajaran, karena masing-masing anak didik belajar memainkan peran orang lain yang berbeda sebagaimana biasanya. Anak didik juga akan memperkaya mufrodatnya dengan menggunakan peran-peran tersebut. Disisi lain, anak didik juga ditumbuhkan rasa percaya diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Ini bisa meningkatkan kemampuan verbal anak didik dalam pembelajaran ketrampilan berbicara (kalam).
Terlepas dari kelebihan metode ini, ada satu hal yang mungkin jadi masalah, yaitu ketika anak didik tidak memiliki kecenderungan pada modal kinestetik. Karena role playing menuntut anak didik untuk mengolah mufrodat menjadi sebuah kalimat yang didialogkan dan ekspresi bahasa tubuh.


B. Pembahasan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilaksanakan di kelas IX Internasional ternyata dengan metode role playing dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa lebih cepat dalam memahami materi yang diajarkan dan siswa dapat belajar lebih mudah karena isi materi yang diajarkan dalam pelajaran bahasa arab, khususnya ketrampilan kalam. Selain itu dengan metode role playing siswa mempunyai peran yang sama, dan mengetahui mana siswa yang aktif dan tidak dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, pembelajaran dengan strategi role playing ternyata memiliki peran dominan untuk membantu anak didik mengasah keberaniannya menggunakan ketrampilan berbicara (kalam) di depan kelas tanpa takut salah, menumbuhkan rasa percaya diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan
Perencanaan tindakan yang dilakukan agar pembelajaran bahasa Arab khususnya tentang ketampilan berbicara (kalam) lebih efektif adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran role playing. Adapun prosesnya ialah dengan menyususun rencana pembelajaran (RP) yang menggunakan strategi role playing dan menggunakan metode-metodenya yang sesuai dengan karakter materi dan menjelaskan strategi pembelajaran dan memberi batasan-batasan tugas yang harus dikerjakan untuk mendukung suksesnya pembelajaran pada tahap membuka pelajaran. Untuk mengoptimalkan hasil tindakan yang akan dilakukan, maka peneliti akan membuat dua siklus rencana tindakan. Yaitu: 1) perencanaan (planing). 2) tindakan (actuating). 3) observasi (observing). 4) refleksi (refleksing).
Hasil penelitian dengan keempat proses diatas menunjukkan, bahwa penerapan strategi pembelajaran role playing dalam pembelajaran bahasa arab, mempunyai efektifitas yang cukup besar. Hal ini terbukti; tidak saja dengan pencapaian materi pembelajaran yang secara kuantitatif ditunjukkan dengan nilai tes yang bagus, atau secara kualitatif dibuktikan dengan ketertarikan anak didik kepada proses pembelajaran hingga kemudian melahirkan motivasi untuk mempelajari materi pelajaran.
Lebih dari itu, pembelajaran dengan strategi role playing ternyata memiliki peran dominan untuk membantu anak didik mengasah keberaniannya menggunakan ketrampilan berbicara (kalam) di depan kelas tanpa takut salah, menumbuhkan rasa percaya diri dan pandai berimajinasi karena memerankan sosok yang bukan dirinya. Disisi lain role playing juga mampu menjalin kerjasama yang harmonis dengan teman-teman sebayanya.
B. Saran
Penerapan strategi pembelajaran role playing pada dasarnya, akan lebih maksimal manakala disesuaikan dengan materi pelajaran dan kondisi serta karakter peserta didik. Selain itu model-model lain dalam strategi pembelajaran role playing ini juga dapat dikombinasikan agar pembelajaran lebih menarik dan para siswa dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bennet, Neville, dkk. 2005. Teaching Through Play. Jakarta: Anggota Ikapi

DePorter, Bobby, dkk. 2000. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobby dan Mike Hemacki, dkk. 2000. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

Effendi, Fuad Ahmad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Http/www.geocities.com/jipsumbar. Diakses tanggal 3 Maret 2007 pkl 04.00 WIB

Http/www/harian kompas.com. diakses tanggal 3 maret 2007 pkl 04.00 WIB

Http/www/gudang info balita.com. diakses tanggal 4 maret 2007 pukul 05.00 WIB

Sari, Rina. 2007. Pembelajaran Bahasa Inggris Pendekatan Qur’ani. Malang:UIN Press

Tim redaksi. 2005. Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Anggota Ikapi

Wiriaatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.




Tidak ada komentar: